PENGANTAR
ILMU ADMINISTRASI NEGARA
BIOKRASI NEOBIROKRASI
Disusun oleh :
1. Wista Dwi Handono ( 104674221 )
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
2010
1.
MODEL
NEOBIROKRASI
Model
neobirokrasi merupakan salah satu produk era behavioral dalam ilmu sosial. Nilai-nilai yang hendak dimaksimumkan
dalam model ini pada umumnya sama dengan nilai-nilai model birokrasi; karena
itu dinamakan “neobirokratis”. Dalam kebanyakan hal yang lain model-model itu
berbeda. Model birokrasi menekankan struktur, pengendalian, dan prinsip-prinsip
administrasi dengan unit analisa yang biasanya berupa kelompok kerja, instansi,
departemen, atau pemerintahan-pemerintahan keseluruhan. Nilai-nilai yang akan
dicapai adalah efektivitas, efisiensi, atau ekonomi.
Dalam model neobirokrasi, keputusan
merupakan unit analisa yang lebih umum, dengan proses pembuatan keputusan
menjadi fokus sentralnya. Pola pemikirannya bersifat “rasional” yakni,
keputusan-keputusan dibuat agar sebanyak mungkin mencapai tujuan tertentu. Ilmu
manajemen yang modern, analisa sistem, dan penelitian operasi dibangun di atas
karya-karya permulaan Herbert Simon, James March, dan Richard Cyert. Para
teoritisi ini memperkaya karya mereka dengan suatu pemahaman yang mendalam tentang
pola-pola pengendalian organisasi yang formal maupun informal, batas-batas
rasionalitas, dan semacamnya, tetapi versi-versi yang mendasar dari aliran neobirokrasi
tetap tinggal dengan logika asli cara-tujuan yang berkembang dari positivisme
logis. Kesamaan-kesamaan yang dekat antara analisa cara-tujuan dari model neobirokrasi dan dikotomi
kebijakan-administrasi dari model birokrasi adalah jelas. Sasaran-sasaran
penelitian operasi, analisa sistem, dan ilmu-ilmu manajemen pada pokoknya sama
dengan sasaran-sasaran para teoritisi birokrasi. Akan tetapi karya mereka
sangatlah rumit dan betul-betul membantu pencapaian efesiensi, ekonomi dan
produktivitas.
Bisa jadi tidak ada indikasi yang
lebih baik tentang validitas yang mendalam dari nilai-nilai yang mendorong
mereka yang telah merancangkan atau mengikhtisarkan model birokrasi klasik
ketimbang yang bisa dilihat dalam administrasi negara moderen dibawah
panji-panji dan rubrik-rubrik yang baru. Pada dasarnya inilah nilai-nilai
serupa yang dikejar dengan suatu ketelitian angka yang luar biasa dalam
pengukuran produktivitas, subjek simposium yang baru dalam Public Administration Review. Bacaan simposium itu jelas
menunjukkan bahwa administrasi negara kontemporer sebernarnya sangat tidak
berbeda dalam berusaha dalam mencapai produktivitas dengan metode-metode
pengukuran dibanding metode-metode struktur dan manajemen. Tentu saja,
pendekatan-pendekatan kontemporer jauh lebih ilmiah dan secara analitis lebih
rumit, namun mereka masih mengejar nilai-nilai yang mendasari paradigma
birokrasi klasik. Pendekatan-pendekatan moderen pada analisa kebijakan sangat
memungkinkan administrator atau akademisi untuk menilai akibat atau hasil
operasi progam-progam publik dengan lebih efektif daripada di masa lampau. Akan
tetapi analis-analis kebijakan yang moderen dan pengukur-pengukur produktivitas
bisa mempunyai logika yang sama lemahnya dengan yang terjadi pada paradigma
birokrasi klasik. Apabila memang keliru untuk beranggapan bahwa hirarki,
sentralisasi, dan perintah manajerial akan mencapai efisiensi, ekonomi, dan
produktivitas, barangkali juga keliru untuk beranggapan bahwa analisa kebijakan
akan mencapai tujuan-tujuan itu. Lebih dari itu, barangkali keliru untuk
beranggapan bahwa pendekatan manapun tentunya merupakan kawan pengendalian
pemerintah yang demokratis atau populer. Pada waktu yang sama, juga jelas bahwa
nilai-nilai asasi dari keputusan-keputusan rasional rasional untuk mencapai
efisiensi, ekonomi, dan efektivitas adalah dan senantiasa akan, sentral dalam
setiap dialog normatif dalam bidang administrasi negara, dan tentu saja mereka
juga sentral untuk administrasi negara yang baru. Akan tetapi
pertanyaan-pertanyaannya ada dua: bagaimana untuk mencapai nilai-nilai ini, dan
apakah nilia-nilai ini sama sekali bertentangan dengan nilai-nilai lain yang
akan menjadi sentral bagi administrasi negara?
SIMPULAN
1. Dalam
model neoirokrasi, keputusan merupakan unit analisa yang lebih umum, dengan
proses pembuatan keputusan sebagai fokus sentralnya.
2. Pola
pemikiran dalam neobirokrasi bersifat rasional yakni, keputusan dibuat agar
sebanyak mungkin mencapai tujuan tertentu. Logika yang mendasar dari aliran
neobirokrasi adalah perkembangan dari positivisme logis.
3. Pendekatan-pendekatan
moderen pada analisa kebijakan sangat memungkinkan administrator atau akademisi
untuk menilai akibat atau hasil operasi progam-progam publik dengan lebih
efektif daripada masa lampau. Akan tetapi analisis kebijakan moderen juga bisa
mempunyai logika yang sama lemahnya dengan birokrasi klasik.
0 komentar:
Posting Komentar