Sabtu, 14 April 2012

KOMUNIKASI NONVERBAL


Kita mengekspresi manusia tidak hanya lewat bahasa verbalnya, namun juga perilaku nonverbalnya. Lewat perilaku nonverbalnya kita dapat mengetahui suasana emosional seseorang, apakah dia sedang bahagia, bingung atau sedih.
Secara sederhana pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry  A. Samovar dan Richart E. Porter, komunikasi nonverbal mencangkup semua rangsangan (kecuali rasangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima; jadi definisi ini mencangkup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan; kita banyak mengirim pesan nonverbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain.
Fungsi Komunikasi Nonverbal
Menurut Paul Ekman, ada lima pesan fungsi nonverbal:
1.      Emblem. Gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan dengan simbol verbal.
2.      Ilustrator. Pandangan ke bawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan.
3.      Regulator. Kontak mata berarti saluran percakapan terbuka. Memalingkan muka berarti ketidak sediaan berkomunikasi.
4.      Penyesuai. Kedipan mata yang cepat meningkat ketika orang berada dalam tekanan.
5.      Affect Display. Pembesaran manik mata (pupil dilation) menunjukan peningkatan emosi.
Klasifikasi Pesan Nonverbal
      Jurgen Ruesch mengklasifikasikan isyarat nonverbal menjadi tiga bagian. Pertama, bahasa tanda (sigh language). Kedua, bahasa tindakan (action language). Ketiga, bahasa objek (object language)
      Secara garis besar, Larry A. Samovar dan Richard E. Porter membagi pesan-pesan nonverbal menjadi dua kategori besar, yakni: pertama, perilaku yang terdiri dari penampilan dan pakaian, gerakan dan postur tubuh, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, bau-bauan dan parabahasa: kedua ruang, waktu dan diam.
Bahasa Tubuh
      Bidang yang menelaah bahasa tubuh adalah kinesika (kinesics).
1.      Isyarat Tangan
            Isyarat tangan atau berbicara dengan tangan termasuk apa yang disebut emblem, yang dipelajari, yang punya makna dalam suatu budaya atau subkultur. Meskipun isyarat tangan yang digunakan sama, boleh jadi maknanya berbeda. Atau, isyarat fiksinya berbeda, namun maksudnya sama
2.      Gerakan Kepala
            Isyarat gerakan kepala dibeberapa Negara berbeda-beda.
3.      Postur Tubuh dan Gerakan Kaki
            Postur tubuh sering bersifat simbolik. Postur tubuh memamng mempengaruhi citra diri. Klasifikasi bentuk tubuh yang dilakukan William Sheldon misalnya menunjukan hubungan antara bentuk tubuh dan tempramen.
            Penghargaan pada bentuk tubuh yang “baik” terutama lebih menonjol di kalangan wanita.
            Cara duduk dan berdiri juga ini sering dimaknai secara berbeda di tiap negara
4.      Ekspresi Wajah dan Tatapan Mata
            Masuk akal bila banyak orang menganggap perilaku nonverbal yang paling banyak “berbicara” adalah ekspresi wajah, khususnya pandangan mata, meskipun mulut tidak berkata-kata
            Kontak mata punya dua fungsi dalam komunikasi antarpribadi. Pertama, fungsi pengatur. Untuk member tahu orang lain apakah anda akan melakukan hubungan dengan orang itu atau menghindarinya. Kedua, fungsi ekspresif, memberi tahu orang lain bagaimana perasaan anda terhadapnya.
Sentuhan
      Studi tentang sentuh-menyentuh disebut haptika (haptics). Banyak riset menunjukan bahwa orang berstatus lebih tinggi lebih sering menyentuh orang berstatus lebih rendah daripada yang sebaliknya.
      Menurut Heslin, terdapat lima kategori sentuhan, yang merupakan suatu rentang dari yang sangat impersonal hingga yang sangat personal.
1.      Fungsional-Profesional. Di sini sentuhan bersifat “dingin” dan berorientasi-bisnis, misalnya pelayan toko membantu pelanggan memilih pakaian.
2.      Social-sopan. Perilaku dalam situasi ini membangun dan memperteguh pengharapan, aturan dan praktik social yang berlaku, misalnya berjabatan tangan.
3.      Persahabatan-kehangatan. Kategori ini meliputi setiap sentuhan yang menandakan afeksi atau hubungan yang akrab.
4.      Cinta-keintiman. Kategori ini mrnunjuk pada sentuhan yang menyatakan keterikatan emosional atau ketertarikan
5.      Rangsangan seksual. Kategori ini berkaitan erat dengan kategori sebelumnya, hanya saja motifnya bersifat seksual.
Penampilan Fisik
      Perhatian pada penampilan fisik nampaknya universal.
1.      Busana
            Nilai-nilai agama, kebiasaan, tuntutan lingkungan (tertulis atau tidak), nilai kenyamanan, dan tujuan pencitraan, semua itu mempengaruhi cara kita berdandan.

2.      Karakteristik Fisik
            Setiap orang memilikii karakteristik berbeda-beda. Terkadang banyak dari mereka mempermasalahkan penampilan orang lain. Mengapa berpenampilan seperti itu, untuk apa mereka berpenampilan seperti itu dan lain sebagainya.
Bau-Bauan
      Bau-bauan yang menyenangkan (wewangian) telah berabad-abad digunakan orang, juga untuk menyampaikan pesan, mirip juga dengan cara yang dilakukan hewan. Konon menurut para ahli, tiap orang memiliki bau yang khas, berkat zat khas yang keluar dari tubuhnya, meskipun ia tidak memakai wangi-wangi apapun. Hanya saja diperlukan kepekaan untuk mengetahui bau khas seseorang.
Orientasi Ruang dan Jarak Pribadi
      William Griffith dan Russell Veitch mengemukakan bahwa ketertarikan kita pada seseorang juga dipengaruhi oleh temperature dan kepadatan penduduk. Pencahayaan juga dapat mendorong atau menyurutkan seseorang untuk berkomunikasi.
a.      Ruang pribadi vs ruang publik
            Setiap orang baik sadar atau tidak memiliki ruang pribadi. Yang bila dilanggar akan membuatnya merasa tidak nyaman. Ruang pribadi kita identik engan “wilayah tubuh”
b.      Posisi duduk dan pengaturan ruangan
            Winston Churchill pernah mengatakan, “kita membentuk bangunan kita, dan setelah itu bangunan kita membentuk kita.”. secara umum dapat dikatakan semakin formal penataan ruangan, semakin formal pulalah komunikasi yang dikehendaki.


Konsep Waktu
      Waktu memnentukan hubungan antar manusia. Pola hidup mmanusia dalam waktu dipengaruhi oleh budayanya. Waktu berhubungan erat dengan perasaan hati dan perasaan manusia. Kronemika adalah studi dan interprestasi atas waktu sebagai pesan.
      Edward T. Hall  membedakan konsep waktu menjadi dua: waktu monokronik (M) dan waktu poikronik (P). penganut waktu polikronik memandang waktu sebagai suatu putaran yang kembali dan kembali lagi. Mereka cenderung mementingkan kegiatan-kegiatan yang terjadi dalam waktu ketimbang waktu itu sendiri. Sebaliknya penganut waktu monokronik cenderung mempresepsi waktu sebagai berjalan lurus dari masa silam ke masa depan dan memperlakukannya sebagai entitas yang nyata dan bisa dipilah-pilah, dihabiskan, dibuang sehingga merekan menekankan penjadwalan dan kesegeraan waktu.
Diam
      Ruang dan waktu adalah bagian dari lingkungan kita yang juga dapat diberi makna.  John Cage mengatakan tidak ada sesuatu yang disebut ruang kosong atau waktu kosong. Selalu ada sesuatu untuk dilihat, sesuatu untuk didengar. Sebenarnya bagaimanapun kita berusaha untuk diam kita tidak dapat melakukannya.
      Penulis dan filosof Amerika Henry David Thoreau pernah menulis “dalam hubungan manusia tragedi mulai bukan ketika ada kesalahpahaman mengenai kata-kata. Namun, ketika diam tidak dipahami.”
Warna
      Kita sering menggunakan warna untuk menunjukan suasana emosional, cita rasa, afiliasi politik, dan bahkan mungkin keyakinan agama kita.
Artefak
      Artefak adalah benda apa saja  yang dihasilkan kecerdasan manusia. Aspek ini merupakan perluasan lebih jauh dari pakaian dan penampilan yang telah kita bahas sebelumnya.

      Tanpa memperhatikan sungguh-sungguh bagaimana budaya mempengaruhi komuiasi, termasuk komunikasi nonverbal tersebut, kita bisa gagal berkomunikasi dengan orang lain. Kita cenderung menganggap budaya kita dan bahasa nonverbal kita sebagai standart dalam menilai bahasa nonverbal orang lain dari budaya lain. Bila perilaku nonverbal oranglain berbeda dengan perilaku nonverbal kita, sebenarnya itu tidak berarti orang itu salah, bodoh atau sinting. Alih-alih secara kultural orang itu sedikit berbeda dengan kita. 

0 komentar:

Posting Komentar

Powered By Blogger
Diberdayakan oleh Blogger.